Halaman

Kamis, 27 September 2012

Pemakaman



Tanah merah tempat tinggal terakhir,
Gunungan merah itu merekah hangat. Tubuh seseorang di dalamnya masih bercahaya, sejagat. Kenangan-kenangan itu dengan lancar berkunjung pada ingat. Airmata jatuh lagi bagai ngengat.

Tanah merah tempat tinggal terakhir,
Gunungan merah itu masih basah. Bukan lantaran hujan, bukan lantaran airmata. Tapi tubuh itu masih mewangi, sewangi kehidupan.

Tanah merah tempat tinggal terakhir,
Kini gunung itu telah rata, tertata. Nisan itu telah terukir rapih. Tubuh itu masih di sana, sendiri. Berteman kain ataupun peti, tapi sahabat terbaik hanyalah taat dan amal.

Tanah merah tempat tinggal terakhir,
Sesekali ia mengingatkan para pengunjung. Mengingatkan, satu hari nanti mereka akan berumah sama, beratap sama, berteman sama.

Tanah merah tempat tinggal terakhir,
Kini gunungan itu kembali basah dan merekah lagi. Yang dulu rutinnya mengunjungi, kini dikunjungi dengan rajinnya.

Tanah Kusir, 2012

1 komentar:

  1. memang nih, tempat terakhir kita liang lahat, jangan terlalu silau dengan glamornya dunia...

    salam kenal ya, aku blogger dari bdk medan nih,
    btw, aku jadi member ke 5, kalo berkenan follow balik ya

    iniblogane.blogspot.com

    BalasHapus