Halaman

Minggu, 20 April 2014

Seterah

Sudah gelap, gelagap gulita pekat, telinga masih harus sengkarut dengar ia bicara.
Entah ia sadar atau tidak, tapi aku jengah. Betul. Aku jengah. Enyahlah.
Tak ingin bicara lagi dengannya, tapi agaknya aku lekas rindu.
Esok aku ingin suaranya lenyap, namun aku,
Resah jika tak bicara dengannya.
Andai saja ia tak melulu ucap kata itu...
Hatiku pasti gemerlap setiap dengar suaranya.

Kata yang tak enak didengar itu, bisa kamu baca di huruf depan,
Ke bawah.


Dari yang lebih senang kata itu untuk dihempaskan sejauh mungkin...

Kamis, 17 April 2014

Senja yang Kelelahan

Gelak tawa itu, entah bagaimana, menyesakkan. Teramat sangat.
Meski urung aku turut, namun hatiku tak mau menurut. Ia meringis, menangis.
Detik-detik itu berlalu lambat terlalu. Aku hanya ingin sakit ini tak melulu.
Bisa kupinjam sejenak tawa itu?
Bisa kupinjam sejenak tatapan itu?
Sejenak saja.
Sampai aku lupa,
Apa itu patah hati...

Banyak yang bilang, ada harga yang harus dibayar untuk sebuah pertemanan. Kali ini aku berdiri di halte bus, menantikan senja menarik malam. Hanya berdoa, agar gelapnya dapat sedikit mengaburkan sakit ini.

Bisakah, Kasih, kupinjam sejenak hati itu?
Agar setidaknya aku tahu, bagaimanaa itu dicintai...



Salemba, Februari, senja yang kelelahan.

Senin, 07 April 2014

Bintang

Malam mencekam, suaraku tercekat.
Pandanganku kabur mengalur pada alun-alun braga yang anggun.
Lapuk, lusuh, keriput, gelap, hitam, kelam...
Rayap berpesta memorak-morandakan kenangan kita.
Tak adakah setitik kecil cahaya?
Sekadar sadarkan aku masih punya daya.
Tak adakah sebintik sinar?
Buatku tahu sedikit, aku masih punya binar.
Ada senyum kecil yang masih kuingat,
Ada percik sinar yang masih memikat,
Meski masih bisa dihitung dengan jari, dan itu pun tersisa,
Namun ada yang melekat, entah bagaimana bisa.
Braga masih lapuk,
Hari sudah terang,
Hati belum mau tenang,
Ternyata bintang kecil itu tetap menyakitkan,
Malam saja sudah buatku sakit tak keruan,
Apalagi terang.

Dari yang mencintai Bintang,
Kepada yang menjadi Bintang.

Rabu, 02 April 2014

Aku Sudah Tak Patah Hati

Aku pernah patah hati.
Dan aku tak lupa rasa sakit itu.
Pecahnya,
Berkepingnya,
Leburnya...
Dan tak tahu harus memulai dari keping yang mana.
Tapi kini aku kasmaran,
Aku jatuh cinta pada cinta...
Kami lebur,
Berkeping,
Bersama...

Namun kami tak pusing tentang bagaimana merapikannya...
Bagaimana menyatukannya.
Kami hanya ingin tahu,
Bagaimana rasanya bersatu...

Dan aku,
Kini,

Sudah tak patah hati...