Halaman

Senin, 10 September 2012

Brown eyed Girls



Matahari merekah pada bibir pagi. Secerah merah bibirnya yang telah bergerak lincah manja menyapa kekasihnya pada telepon genggam. Mengabarkan kedatangannya yang dipercepat dari jadwal sesungguhnya. Senyumnya manis, sadis, berkharisma.

Pria. Makhluk angkuh. Pikirmu, kamu bisa taklukkan dan bohongiku begitu saja? Mimpi sana sampai Matahari menjelang dari barat! Tunggu sampai kutiba di sana, menelanjangi kebohonganmu, menyetubuhinya dengan semua pecutan tanpa ampun!

Langkahnya anggun dengan sepatu hak tinggi. Kakinya mulus semulus hubungannya dengan sang kekasih selama ini. Langkahnya panjang menjelang semua mimpi baru mereka. Kakinya kuat menopang semua jeratan masalah yang hadir dalam kisah mereka.

Berhenti sok mengagumiku seakan akulah satu-satunya wanita yang kamu puja. Berhenti berlutut tanpa tahu apa yang sedang kamu mohonkan. Berhenti menatapku dengan penuh nafsu seakan aku makanan lezat siap santap dengan mudahnya. Aku tahu betul tatapan itu.

Sedikit merapihkan pakaiannya, memasang senyum terbaiknya, lalu ia siap mengetuk pintu kamar itu. Senyum itu tak sedetikpun beranjak dari bibir merah itu. Pintu terbuka. Seorang pria rupawan keluar dengan senyum dan tangan merentang siap menyambut Mataharinya.

Selamat datang ke kehidupan sesungguhnya. Tak malu kah kamu telah lama ditelanjangi kehidupan? Kebohongan nampaknya pakaian amat nyaman. Aku tahu bau ini. Telah ada orang lain yang kau dekap semalam suntuk. Brengsek!

Pelukan itu menghangatkan. Samudera bertemu dengan Mataharinya. Layaknya senja, semua berlalu begitu cepat. Tak ada sepatah katapun terucap, tak ada ciuman manis perpisahan terkecup, semuanya sudah tertancap.

Siap kukuburkan dalam-dalam pada liang kejujuran? Tersenyumlah selama yang kamu mau. Tanah merah itu akan setia menyambut semua senyum dan pelukan hangatmu. Kini, biar kubekukan senyum dan pelukan hangat itu di sana. Di wajah yang telah tertimbun tanah merah.

***                                  

Berita pagi ini:
Nahas seorang pria meninggal tertikam pisau di bagian belakang tubuhnya. Diduga pelakunya adalah kekasihnya sendiri.

***

Semua orang melihat apa yang kamu perlihatkan, beberapa di antaranya mengetahui siapa kamu sesungguhnya - Machiavelli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar