Matahari merekah pada bibir pagi. Secerah merah
bibirnya yang telah bergerak lincah manja menyapa kekasihnya pada telepon
genggam. Mengabarkan kedatangannya yang dipercepat dari jadwal sesungguhnya.
Senyumnya manis, sadis, berkharisma.
Pria.
Makhluk angkuh. Pikirmu, kamu bisa taklukkan dan bohongiku begitu saja? Mimpi
sana sampai Matahari menjelang dari barat! Tunggu sampai kutiba di sana,
menelanjangi kebohonganmu, menyetubuhinya dengan semua pecutan tanpa ampun!
Langkahnya anggun dengan sepatu hak tinggi. Kakinya
mulus semulus hubungannya dengan sang kekasih selama ini. Langkahnya panjang
menjelang semua mimpi baru mereka. Kakinya kuat menopang semua jeratan masalah
yang hadir dalam kisah mereka.
Berhenti
sok mengagumiku seakan akulah satu-satunya wanita yang kamu puja. Berhenti
berlutut tanpa tahu apa yang sedang kamu mohonkan. Berhenti menatapku dengan
penuh nafsu seakan aku makanan lezat siap santap dengan mudahnya. Aku tahu
betul tatapan itu.
Sedikit merapihkan pakaiannya, memasang senyum
terbaiknya, lalu ia siap mengetuk pintu kamar itu. Senyum itu tak sedetikpun
beranjak dari bibir merah itu. Pintu terbuka. Seorang pria rupawan keluar
dengan senyum dan tangan merentang siap menyambut Mataharinya.
Selamat
datang ke kehidupan sesungguhnya. Tak malu kah kamu telah lama ditelanjangi
kehidupan? Kebohongan nampaknya pakaian amat nyaman. Aku tahu bau ini. Telah
ada orang lain yang kau dekap semalam suntuk. Brengsek!
Pelukan itu menghangatkan. Samudera bertemu dengan
Mataharinya. Layaknya senja, semua berlalu begitu cepat. Tak ada sepatah
katapun terucap, tak ada ciuman manis perpisahan terkecup, semuanya sudah
tertancap.
Siap
kukuburkan dalam-dalam pada liang kejujuran? Tersenyumlah selama yang kamu mau.
Tanah merah itu akan setia menyambut semua senyum dan pelukan hangatmu. Kini,
biar kubekukan senyum dan pelukan hangat itu di sana. Di wajah yang telah
tertimbun tanah merah.
***
Berita
pagi ini:
Nahas
seorang pria meninggal tertikam pisau di bagian belakang tubuhnya. Diduga
pelakunya adalah kekasihnya sendiri.
***
Semua
orang melihat apa yang kamu perlihatkan, beberapa di antaranya mengetahui siapa
kamu sesungguhnya - Machiavelli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar