Adakah yang lebih menyedihkan selain mencinta pundak?
Adakah yang lebih menyedihkan selain mengirim surat anonim?
Adakah yang lebih menyedihkan selain menangisi kehampaan?
Ada...
Ketiganya dirasakan oleh satu hati.
Airmata itu tak lagi menggenang,
Ia jatuh berbulir-bulir,
Akhirnya membuat longsor tebing hati yang nelangsa.
Jemari itu tak henti menuliskan kata-kata cinta,
Demi melihat senyum tercantik,
Meski segalanya hanya terasa seperti embusan angin.
Hati itu tak lagi cinta,
Sudah jatuh berkeping.
Ia meratap,
Berharap kelak akan kembali rapat.
Tetapi, bukankah retak gelas tak lagi bisa disatukan seperti puzzle?
Berhentilah bermain...
Lihatlah aku,
Jemari ini akan segera memasuki adegan jatuh cinta,
Jangan tutup tirainya,
Karena aku ingin,
Kali ini melihat matamu.
Agar surat-surat itu mendapatkan keping teka-teki terakhirnya.
Pengagum yang
tak tahu cara mengagumi yang baik