Detik-detik itu berlalu tanpa kita tahu berapa
cepatnya,
Tapi ketika mata ini menangkap matamu, rasanya
detik-detik itu menahan napasnya,
Menyaksikan dua mata berani,
Yang tak dapat saling bertaut pada ucap.
Hati ini memuja,
Hati ini merajuk,
Hati ini jatuh berkeping,
Dan mata itu, matamu, mengepungku yang
compang-camping.
Jangan, jangan ke mana-mana,
Tetaplah di sana,
Tataplah aku lagi dengan jerat itu,
Kamu pandai buat hati ini berat.
Sebelum mata itu menutup,
Sebelum dunia ini terasa diketuk,
Sebelum segalanya terlambat,
Kumohon,
Kristalkan aku di sana,
Di kedua matamu,
Kristalkan aku di sana,
Bersama segala kenang yang tak sempat tergenang,
Kristalkan aku di sana,
Kelak jika aku pecah, kepingnya akan bantumu
menemukan kita.
Kepada
mata teduh dan manja di bawah tangga,
Dari
yang tenang tinggal di sana selamanya
keren banget puisinya :D
BalasHapusterima kasih banget :D
BalasHapus