Hay...
Mungkin sudah ada beberapa untai kata yang kuucap agar kau
tahu betapa hati ini begitu ingin menjadi rantai harimu.
Ada malam yang tak tersentuh oleh kita. Ada pagi yang
datang terlalu dini. Mungkin kamu terlalu terburu mengambil keputusan. Atau aku
yang terlalu cepat pupus.
Tak sadarkah kamu akan hari yang telah kita lalui bersama?
Akan malam yang telah kita sulam bersama? Atau jarak yang telah kita gulung
bersama dengan adanya untaian indah ini?
Apa? Bukan jarak?
Lantas?
Traumamu? Atau dia yang hidup pada masa lalumu lantas kini
masih nyaring pada hari-harimu?
Kalau begitu ada kiranya kau maafkanku yang mengambil
kesimpulan kacau dan terlalu cepat. Hatiku tak henti meracau kala kau pecut aku
dengan itu semua.
Aku belum berani muncul pada permukaan. Masih begitu
banyak yang harus kutata ulang, kuperbaiki, dan kubawa kembali. Nanti.
Jika memang hanya tersisa jarak dan kata diantara kita,
ada baiknya tak kau cari diriku untuk sementara.
Ini terlalu cepat dan sakit.
Mungkin besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau tahun
depan. Mungkin kamu bisa bilang ini bukan yang kau mau, tapi ada baiknya semua
seperti ini sekarang. Agar tak ada lagi hati yang terluka, dan tak ada lagi
hati yang tak enak karena telah melukai.
Salam,
Dari yang jauh nyaring menangis dalam diam,
Afp
Untuk yang tak pernah serius,
Ns