Halaman

Kamis, 03 Maret 2016

(Tidak) Lagi

Dan lagi, dan lagi, dan.... lagi. Sudahlah. Aku lelah, aku lemah. Terbuang setelah berjuang.

Terkadang aku tidak mengerti, Tuhan... mengapa? Mengapa ada yang bisa membenci sebegitunya? Mengapa ia tidak lelah? Mengapa kamu tidak lelah, Hati? Aku tidak mengerti. Sungguh... rasanya ingin sekali mendapatkan jawaban. Seburuk itukah aku, Tuhan? Sehina itukah aku?

Kian malam, dadaku kian sesak menahannya. Yang dulu ada kini sudah hilang. Tidak bisakah ia menyudahinya saja? Tidak bisakah? Separah itukah yang kutorehkan pada hatinya, Tuhan? Jika iya, apakah artinya ia memaafkanku pada malam itu? Apakah artinya, Tuhan?

Tidak bisakah hal ini selesai begitu saja? Aku lelah. Aku lemah....

Terbuang...
Setelah berjuang....
Dan lagi... ohhh tidak lagi, Tuhan. Cukup. Cukup. Tolong bilang cukup, Tuhan, dan cukup. Aku,
.......
Lemah.....

Lelah.....

Rabu, 02 Maret 2016

Sebuah Kelak

Aku ingin kelak, Kasih...
Sebuah esok yang tersusun dari kisah,
Tentang kita yang masih,
Meski akan sangat butuh sebuah canggih.

Mungkin, kelak akan meramu,
Aku dan kamu,
Dalam sebuah bait abu,
Yang semu.

Padahal,
Aku hanya ingin sederhana.
Tidak perlu mahal,
Barangkali bersamamu hanya mengelana.

Cukup.
Semoga cukup.
Aku.
Kamu.

Dari yang terpejam demi sebuah kelak,

Kepada yang kejam menolak pada benak.