:shof
Aku tak tahu mengapa kau begitu membingungkan
melebihi teka-teki silang. Tak merasakah kau telah buatku seakan ditilang? Sekali
waktu aku asik terjatuh, kemudian kauhilang. Sekali waktu aku asik abai, kau
malah tak henti bertandang. Tak sadarkah kau, Monsieur?
Selalu saja begitu. Saat kukencangkan tali itu, kau
malah lepas entah ke mana. Saat kulepaskan, engkau terus mengitariku dengan
talimu. Sekali... saja, katakan apa inginmu? Apa anganmu? Jika kau kira aku tak
serius dalam setiap kata, kau salah. Mungkin sesalah ku membaca setiap gerakmu,
setiap ucapmu.
Monsieur…
Aku lelah. Tolong jelaskan segalanya sejelas kristal
yang mengumpul pada ujung mataku saat menulis ini. Kumohon, Monsieur.
Aku letih mengejamu. Mengapa saat aku mulai belajar
tanpamu, saat aku mulai belajar melepasmu dalam doa-doaku, saat aku mulai
belajar mengikhlaskan masa depanku tanpamu, kau hadir begitu saja? Merenggut segalanya
bagai perampok.
Percayalah, tak pernah ragu ku doakan kau dalam
setiap tadahan tanganku. Dalam setiap sujud akhirku. Percayalah, s h o f. . .
. . . .
.
Aku tak lagi aku yang dulu merengek untuk bertemu. Tenang,
aku akan terus menantimu di sini. Berjuang agar pantas untukmu. Berjuang agar
kelak diridhoi-Nya. Tapi beritahu aku, kumohon… agar aku tahu bahwa aku tak
berjuang sendiri. Aku mohon….
Monsieur…
Jika tidak sama sekali, mengapai engkau selalu
mampirkan kita pada hampir?
Jika memang tidak, maka tidakkanlah…
Kepada,
Yang
Telah dan Selalu Memenangkan Jarak…
Dari,
Yang
telah Letih Dipermainkan…