Halaman

Selasa, 15 Oktober 2013

Aku Pernah Patah Hati

Aku pernah patah hati,
Pada jelaga batin itu,
Aku meringkuk semalam suntuk.
Berharap kamu datang dan menyelamatkan hati yang telah mati.

Aku pernah patah hati,
Di malam pekat tanpa bintang rekat,
Aku duduk pada atap,
Berdoa esok kita dapat kembali bicara tanpa gagap.

Aku pernah patah hati,
Bantal basah yang pagi ini dijemur Ibu,
Lumayan buatku malu.
Semoga esok tak lagi perlu menjemur.

Aku,
Pernah...
Patah hati.

Di sana,
Di atas kertas.
Dituliskan pena.
Aku tak lagi tahu caranya membenahi hati,
Selain menanti hari,
Menua,
Melebur kesakitan pada bendungan.

Kumohon, hati...
Jangan patah lagi...

"Dasar bodoh! Hatimu tak lagi patah, ia lebur, hancur. Esok tak lagi bisa lembur, jika hanya ingin mengubur pikir tentangnya!"