Halaman

Minggu, 02 Maret 2014

Mon

: mon

Kasih, senja meleleh lagi melelahkan.
Aku lelah terlalu sering jatuh tanpa tahu bagaimana itu bangun.
Malam bergulir menuju kaki bukit.
Undakannya cukup tinggi, meski aku telah bangkit, rasanya masih selalu kurang sedikit.

Malam berpekat menyamarkan sekat, meski kusadar itu besar.
Oleh dia yang terpekur di kaki langit, aku mendongengkan kisah kita, meski tak seberapa.
Nanti pagi, kuharap ia akan bangun dan menyampaikannya padamu.
Salam dariku, bahwa aku merindu. Apa dia menyampaikannya?
Ilalang di halaman belakang sudah rindu kaujamah.
Esok ingin kunikmati bersamamu merebahkan pundak, meredakan amarah yang bergejolak.
Untuk yang kesekian kalinya, Kasih, aku rindu...
Rasa yang entah bagaimana, menyakitkan. Meski begitu, aku tetap ingin mendidiknya dengan jarak.

Kepada kamu yang tahu dirimu sendiri. Jika bertanya untuk siapa kumenuliskan rindu, ejalah setiap huruf depan dan baca ke bawah, Monsieur...

2 komentar: