Halaman

Minggu, 23 Juni 2013

Tembok Besar

Seharusnya sejak awal, aku sudah paham apa arti diammu,
Seharusnya sejak awal, aku sudah paham apa arti menjauhmu,
Seharusnya sejak awal, aku sudah sangat paham apa arti bicaramu...

Meski segalanya terasa semanis bulir gula,
Meski segalanya terasa seindah laut fajar,
Meski segalanya terasa selembut kapas,
Namun seharusnya aku sadar sejak awal,
Kamu hanya terlalu pandai dalam memperlakukan temanmu.

Atau, kamu hanya sedang bangkit dari jatuh,
Itulah sumber kekuatanmu,
Jatuh, untuk kemudian bangkit...

Setelah segalanya terasa begitu meyakinkan,
Kamu menepis.
Setelah segalanya terasa begitu mengikat,
Kamu melonggar.
Setelah segalanya terasa begitu nyata,
Kamu menghilang.

Akhirnya kukatakan pada diriku sendiri, “Tembok itu terlalu besar. Rasa sakit itu membangun penjaranya sendiri. Sadarlah, semuanya sudah terlalu tidak mungkin...”

Yang sudah begitu sadar akan ketidakmungkinan,

Namun masih lebih begitu mengharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar