Halaman

Kamis, 06 Juni 2013

Immatura

Mata itu berkedip sekejap, bahkan lebih cepat daripada kecepatan cahaya,
Gerakan sekecil hempasan napas pun dapat buat radarku menyala,
Tubuhku menegang,
Bola mataku membulat,
Jantung ini berdebar secepat kilat.

Tapi, bukankah semuanya butuh proses?
Tak ada benih yang tumbuh dalam waktu semalam,
Jika ada, mungkin hari berikutnya ia mati pada tanah.
Barang kali sudah ditakdirkan,
Tapi apakah Tuhan memang gemar memanjakan hamba-Nya dengan gendongan takdir baik?
Kurasa bukan itu.

Sadarlah hai imajiner,
Ini semua terlalu cepat,
Jangan buka mata, tutuplah untuk setidaknya melihat ke dalam dirimu lebih dalam
Tenggelamlah di sana,
Jangan melawan.
Sadarilah, segalanya terlalu cepat.
Terlalu premature.

Mata yang melihat dalam gelap,

Pada tengah malam penuh imajinasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar