Halaman

Kamis, 17 Mei 2012

Sahabatttt Ya Ya Ya


Halo Ucid~
Sahabat yang tak terkalahkan oleh jarak, dan yang selalu ada saat keadaan apapun hadir.
Boleh jujur? Ingin berterimakasih pada Ormuzd dan masa-masa sulit yang hadir beberapa tahun silam. Semenjak itu, semuanya menjadi tak terkira. Memang, kita tak pernah bertemu secara langsung lantas bertukar kisah dan tawa, tapi toh kamu hafal betul bagaimana diriku.
Seberapapun sinisnya aku, hanya kecap manis serta sedikit rasa cabai yang merekat di sana, yang kamu rasakan. Bukan begitu?
Terimakasih telah selalu menjadi hati dan telinga untukku. Telah selalu menenangkan dan menyadarkanku. Pun telah selalu mengundang gelak tawa lewat percakapan tak keruan di sms atau di ym. Semuanya sungguh tak terkira. Menghibur dan mengagetkan.
Aku tahu aku orang paling cerewet dan menyebalkan. Tak bisa berhenti cerita sampai hal paling tak penting. Berhenti berarti aku mulai merasa tak enak akan sikapku padamu. Tapi kutau, kau selalu menyediakan mata, telinga, dan hati untuk cerita-cerita dan celotehan konyolku. Terimakasih ya.
Semua ini kembali dimulai saat aku tetiba jatuh hati pada sahabatmu nan jauh di sana. Seiring berjalannya penolakkan, waktu membiasakanku untuk maju terus. Maju terus pantang mundur untuk melupakannya. Berhenti pada persoalannya, kuharap kita masih bisa terus terus dan terus menjadi sahabat tanpa ada jarak atau kesengganan menghalangi.
Belum ada orang yang bukan hanya mau diganggu siang malam, tapi juga menembakku salah jika aku memang salah. Terimakasih untuk selalu menjadi sahabat yang jujur, tanpa sedikitpun celah membelaku jika aku memang salah. Itu kan yang orang butuhkan? Alarm dalam bentuk otomatis.
Pesanku, jangan pernah berubah dalam menyadarkanku, selalu siap akan telinga, mata, dan hatimu yang akan terus kubanjiri dengan kisah-kisah konyol dan keegoisanku, dan jangan ragu untuk menjadikanku tempat berkisah, apapun itu, aku pasti siap!

Biasanya terselipkan closing poet, tapi kali ini gue cuma ngasih closing statement:
Sahabat bukan yang selalu bilang, “Oh iya he eh bener lo” tapi yang bisa dengan berani bilang, “Gak lah, lo juga salah kalo kayak gitu”
Sahabat bukan yang selalu ada di saat susah aja. Tapi juga yang selalu menjadi sebab akan tawa serta airmata yang mengering
Sahabat gak terpikir menghubungi saat lagi sempat aja, tapi kapanpun, saat ada cerita baru, pasti terbersit, “Well, gue mesti cerita sama dia nih!”
Sahabat bukan yang cuma sedia punggung untuk nangis, tapi juga yang sedia payung sebelum hujan. If you know what I mean
Sahabat juga bukan yang selalu mau didengar, tapi juga yang mau selalu mendengar
Sahabat gak cerita tentang kualitas dirinya sendiri secara lisan, tapi dia bisa diam saat mendengarkan sambil bercerita betapa berkualitas dirinya sebagai seorang pendengar, sebagai seorang sahabat. – Adimas Immanuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar