Entah sudah malam keberapa, kepalaku
penuh sesak denganmu. Seperti selalu ada kamu, tingkahmu, celotehanmu, matamu,
dan semua tentangmu, setiap saat, setiap malam, menetap.
Tak ada niatkah pergi dari sana? Aku
beritahu ya, kepalaku bukan tempat bagus. Isinya rongsokan mimpi yang diciptakan terlalu mengada-ada, lantas tak
ada tindak lanjut, kemudian hanya berakhir mengenaskan di sana, di kepalaku.
Ah! Kamu bagian dari mereka.
Rasanya mencintaimu seperti anak kecil
yang membuka kado pertamanya, tak sabaran dan bahagia.
Seperti anak kecil yang merengek untuk
sebuah permen, berisik tapi penting.
Seperti anak kecil yang menarik baju
ibunya, mengganggu tapi penuh makna.
Dan seperti anak kecil, cinta ini
begitu manis, polos, tak pernah dewasa, namun membahagiakan dan penting.
Pernah berpikir betapa ada hati yang
selalu mengharapkanmu menjadikannya kehidupan? Aku tidak.
Pernah berpikir ada airmata yang jatuh
ketika khawatir dan doa menjadi satu untukmu? Aku tidak.
Pernah berpikir ada hati yang
diam-diam berharap masuk kedalam hidupmu, dalam-dalam? Aku tidak.
Semuanya melekat padamu, semauku.
Mungkin kamu cintaku, tapi aku
sedikitpun takkan jadi citamu
Hatiku menggelitik, genit, setiap
kulihatmu bertingkah jenaka, lentik
Jika pria ingin diingatkan siapa
dirinya melalui sentuhan wanitanya,
Wanita ingin satu hari nanti, jika
lupa diri, bisa menemukan diri mereka, di mata prianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar