Halaman

Kamis, 26 April 2012

Twitter


Twitter.
Twitter brought happiness, and when it’s getting annoyed, don’t blame it, Nis ~ Mursyid
I’m not blaming twitter, I blame people in it ~ Me

Bukan. Bukan twitternya. Tapi kamu dan semua kicaumu. Tapi aku dan semua gengsiku.
Aku benci pada setiap tulisanmu. Pada setiap tulisanmu yang jahil. Pada setiap tulisanmu yang romantic. Aku benci pada semua itu jika bukan aku penyebabnya. Aku benci menerka, lalu jatuh, dan sakit tanpa sebab.
Entahlah.
Aku bisa menjadi begitu jatuh hati pada tiap rangkaian huruf itu. Seakan semua menari, bercerita, dalam diam. Seperti kita yang telah lama terdiam pada tempat yang sama. Aku tahu kamu ada di sana. Memperhatikan, membaca, lalu meninggalkan tanpa jejak.
Rasanya ingin menuliskan namamu dengan penuh perasaan, tapi jika tolakan yang hanya akan kudapatkan, untuk apa? Pergilah kehatimu, di sana kamu pasti menemukan sebabku terdiam, merindu, sakit, dan jatuh.
Memang, kita harus segera bertemu. Bertemu untuk kuhafal wangi tubuhmu sejenak. Bertemu untuk kuhafal raut wajahmu saat gelisah. Bertemu untuk menghafal sentuhan lembutmu saat aku dilanda kepayahan. Dan bahkan mungkin bertemu untuk menyudahi semuanya

Cinta bisa patahkan jarak
Dia bisa terbangkanku tanpa gerak
Pun bisa buatku bungkam mendadak
Tapi satu yang dia tak bisa,
Buat kita bertemu dengan jarak yang membentang tanpa ampun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar