Halaman

Jumat, 26 Juli 2013

Rindu yang Temaram

Langit meremang,
Tetapi jarum jam masih muda,
Ada titik-titik air yang masih sedikit menggantung kemudian menetes,
Tampaknya, langit sedang didera demam tinggi.

Napas tertahan perlahan,
Hembusannya mengalir melegakan si empunya.
Matanya masih terkatup,
Ada dunia yang hidup di sana meski tertutup.

Dadanya naik turun,
Ada yang membuncah dan memaksa ingin keluar dari gurun.
Matanya mulai terbuka,
Tapi dunia ini masih buram, hanya titik belaka.

Rindunya masih mengaduh,
Rindunya tak menemukan peredam gaduh.
Rindunya terus benderang,
Dari senyap sampai genderang.

Sore itu, setelah hujan merejam,
Rindunya mulai temaram.
Keduanya putus asa,
Ada harap yang tak lagi bisa.


Hati lusuh yang berkali-kali jatuh pada kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar