Kaki-kaki kecil itu mulai berkecipak
tanpa alas kaki di genangan air akibat hujan. Kelincahan mereka memekik air
yang tenang menggenang. Langkah ricuh mereka ke sana, kemari dengan wajah
kepayahan yang basah dihajar pasukan awan.
Tetapi semangat mereka terus menyala
dan membakar kendaraan payung yang membawa orang-orang menembus peperangan
hujan. Memang tak cukup hangat untuk jiwa yang menggigil. Pun tak cukup teduh
bagi jiwa yang merindu. Tetapi cukup melindungi bagi jiwa yang
ketakutan.
Pasukan anak-anak payung tak hentinya
menawarkan jasa peneduhan bagi orang lain. Padahal jelas-jelas merekalah yang
paling butuh perlindungan. Merekalah, yang paling butuh diselamatkan.
Rambut kering terbakar matahari,
Kulit kering terbakar matahari,
Tetapi semangat yang bersenandung
riang pada langkah-langkah ringan mereka membakar nasib buruk
sampai hangus kemudian mengabu,
“Hujan ini rezeki,” kata mereka seraya
berlari dan melebarkan payung dengan bibir tersenyum penuh syukur dan harap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar