Halaman

Selasa, 15 Januari 2013

Pasukan Payung



Kaki-kaki kecil itu mulai berkecipak tanpa alas kaki di genangan air akibat hujan. Kelincahan mereka memekik air yang tenang menggenang. Langkah ricuh mereka ke sana, kemari dengan wajah kepayahan yang basah dihajar pasukan awan.

Tetapi semangat mereka terus menyala dan membakar kendaraan payung yang membawa orang-orang menembus peperangan hujan. Memang tak cukup hangat untuk jiwa yang menggigil. Pun tak cukup teduh bagi jiwa yang merindu. Tetapi cukup melindungi bagi jiwa yang ketakutan.

Pasukan anak-anak payung tak hentinya menawarkan jasa peneduhan bagi orang lain. Padahal jelas-jelas merekalah yang paling butuh perlindungan. Merekalah, yang paling butuh diselamatkan.

Rambut kering terbakar matahari,

Kulit kering terbakar matahari,

Tetapi semangat yang bersenandung riang pada langkah-langkah ringan mereka membakar nasib buruk sampai hangus kemudian mengabu,

“Hujan ini rezeki,” kata mereka seraya berlari dan melebarkan payung dengan bibir tersenyum penuh syukur dan harap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar