Halaman

Selasa, 15 Januari 2013

Aku Kepadamu



Mataku, masih menjadi lensa terbaik yang menangkap dirimu dalam keadaan sekacau apapun.
Kepalaku, masih menjadi tempat terbaikmu menetap tanpa kenal lelap.

Jemariku, masih menjadi pelukan hangat yang rajin mendekap kosong ketimbang jemarimu yang menggigil.
Hatiku, relung yang lebih sering mengecap kepahitan ketimbang mengucap rindu padamu dengan kecup.

Sebagian diriku yang sempat bersinggungan denganmu…

Dinding,
Punggung yang kau balas punggung, kau pukuli kala resah. Mata yang gemar kau pandangi kala gundah. Serta telinga yang kau kisahkan segala kenangan tentang kesakitan, masa lalu, airmata, dan mimpi.

Kanvas,
Hati yang kau torehkan penuh kasih, bahagia, dan kisah. Hati yang kau sulap menjadi taman bunga, langit senja, balon-balon ajaib, bahkan pemakaman. Hati yang kau gulung ketika kekecewaan yang kau dapati.

Dan, kini aku menyulap diriku sebagai sepatu belelmu. Yang meski seberapapun banyaknya sepatu baru nan mentereng yang kau dapatkan, aku tetap menjadi pilihan pertama dan terakhirmu untuk melangkah ke mana pun, sejauh apa pun, dan selelah apa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar