Halaman

Selasa, 15 Januari 2013

Malam



Gulita membelitku bagai gurita. Langkah-langkah gontai menjejaki malam yang makin terbantai. Sengal napasku terdengar bak senapan angin. Jantungku berdebam kencang, jatuh pada lantai kehidupan. Malam yang masih muda, merias diri dengan bulan dan bintang yang menor.

Kenangan masih asik berdiam diri pada saung pikiran, mengusik. Sepertinya, semilir angin kesakitan bagao napas kelegaan bagi mereka. Tidur tengkurap, gelinding kanan, gelinding kiri, tidur menghadap langit. Kenangan begitu pandai mempermainkan pelataran hati.

Malam ini agaknya masih panjang, melucuti gengsi agar kenangan asik telanjang.
Kemudian, tanpa sadar, pembekuk airmataku kalah. Aliran airmata yang cukup deras ini tak mampu lagi ditahan jalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar