Halaman

Selasa, 10 September 2013

Dua Musim

Hujan yang mengguyur akhirnya menggenangkan kisah itu lagi,
Lubang-lubang jalan setapak itu tak seharusnya kita lalui.
Sebab,
Ada luka yang tak sempat kita bebat,
Malah buat terjerembab.

Daun kering yang jatuh barang kali pertanda,
Waktu sesegera mungkin akan menggugurkan cinta,
Kelak saat kita tak berhenti pada jika.
Maka,
Bisakah memulai disamping terus berpikir belaka,
Agar kelak tak celaka.

Adakah hati yang tak berubah,
Layaknya sesuatu yang tak layak?
Ataukah,
Hati selalu berubah seperti musim?

Biarkan musim berubah,
Biarkan kita menua,
Asalkan,
Hati kita semakin matang, tak gugur pun tak menggenang.

Sepatu boot butut pada musim gugur,

Untuk kipas berisik pada musim hujan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar