Halaman

Senin, 27 Agustus 2012

Ingkar


Semilir angin memainkan rambut panjangku. Dedaunan yang gugur memainkan perasaanku. Waktu terus berjalan, bahkan berlari.

Entah sudah hari keberapa aku terduduk pada halte ini. Menanti sebuah janji yang dia ucap beberapa ratus hari yang lalu.

Semuanya telah pergi, menua, mengering. Termasuk janji itu. Seharusnya kusadar, janji itu telah hanyut bak pasir di laut luas sana, bahkan sebelum terucap.

Tapi entah, aku masih betah. Duduk, dipermainkan waktu, ditusuk kenyataan. Mau berjalan pun langkahku gontai.

Kini semuanya telah jelas
Hati ini pecah seperti gelas
Ternyata hadirnya hanya sekilas
Kini semuanya bias

Tidak ada komentar:

Posting Komentar