Semilir angin memainkan rambut panjangku. Dedaunan yang
gugur memainkan perasaanku. Waktu terus berjalan, bahkan berlari.
Entah sudah hari keberapa aku terduduk pada halte
ini. Menanti sebuah janji yang dia ucap beberapa ratus hari yang lalu.
Semuanya telah pergi, menua, mengering. Termasuk janji
itu. Seharusnya kusadar, janji itu telah hanyut bak pasir di laut luas sana, bahkan
sebelum terucap.
Tapi entah, aku masih betah. Duduk, dipermainkan
waktu, ditusuk kenyataan. Mau berjalan pun langkahku gontai.
Kini semuanya telah jelas
Hati ini pecah seperti gelas
Ternyata hadirnya hanya sekilas
Kini semuanya bias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar