Halaman

Selasa, 14 Agustus 2012

Pulang


Aku lupa kapan terakhir kali aku merasakan hangatnya. Hangat nafasnya, hangat kulitnya, hangat ucapannya, hangat belaiannya. Aku lupa.

Aku lupa kapan terakhir kali merasakan kebahagiaan yang tak terbendung sehingga airmata akhirnya berbicara.

Kini, di tengah ramainya nama Allah berkumandang dengan indah di langit kota Jogjakarta, aku melangkah dengan gontai.

Aku takut. Takut ketika sampai di sana, aku tak kuat menahan airmata ini. Takut jika beliau tahu bahwa aku tak sekuat yang dikiranya.

Di sana, dirinya berdiri di ambang pintu. Melihatku dengan penuh kehangatan. Senyumnya adalah surga terindah untukku. Dan bibirnya bergetar seakan dicambuk berkali-kali.

Tak kuasa, aku menangis.

Aku rindu.

Pada Ibu.

Kini, aku telah pulang. Pulang ke pelukannya. Kembali merasakan hangatnya pelukan ini meski semilir angin menggerakkan dedaunan. Kembali merasakan kulitnya yang mulai keriput tapi tetap menghangatkan. Kembali merasakan belaiannya.

Sambil mendengar nama Allah tersebut begitu agungnya, aku masih memeluknya, merindunya, mencintainya.

Aku pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar